Sabtu, 17 Desember 2016

PENGEMBANGAN KURIKULAUM BAHASA ARAB PESANTREN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan merupakan realitas  yang tidak dapat di pungkiri, sepanjang sejarah yang di laluinya, pesantren terus menekuni pendidikan tersebut dan menjadikannya sebagai focus kegiatan keagamaan. Dalam pengembangan pendidikan , pesantren  telah menunjukkan daya tahan yang cukup kokoh sehigga mampu melewati berbagai zaman dengan berbagai masalah yang di hadapinya. Dalam sejarahnya itu pula, pesantren  telah menyumbangkan sesuatu yang tidak sedikit  bagi negri ini.
Pesantren yang  biasa  disebut   pendidikan tradisional, sekalipun banyak pesantren modern, merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia, maka dari itu pesantren memiliki metode tersendiri dalam pengajaranya baik dari cara Penyampainya yang berbeda dari pendidikan pada umumnya, dan dari cara pendidik memerlakukan santriya yang kebanyakan lebih tegas dan santun. Karna pesantren berbeda dari cara meyampaikan ilmu, maka pesanren memiliki kurikulum tersendiri terutama dalam pembelajaran bahasa arab yang akan di bahas pada makalah ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Karakteristik Pendidikan Pesantren?
2.      Bagaimana KOmponen Pembagian Kurikulum Pesantren?
3.      Bagaimana Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Klasik Dan Modern?
 
C.     TUJUAN
1.      Mengetahui Karakteristik Pendidikan Pesantren
2.      Mengetahui Komponen Pembagian Kurikulum Pesantren
3.      Mengetahui Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Klasik Dan Modern


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Pendidikan Pesantren
1.      Sistem pendidikan tradisional
2.      Adanya kebebasan penuh dalam proses pembelajaran (waktu, tempat, biaya dan syarat)
3.      Terjadinya hubungan interaktif antara kyai dan santri
4.      Menonjolkan semangat demokrasi dalam praktik memecahkan masalah-masalah internal non-kulikurel
5.      Santri tidak berorientasi mencari ijazah dan gelar
6.      Kultur pendidikan diarahkan untk membangun dan membekali para santri agar hidup sederhana, memiliki idealism, persadaraan, persamaan, percaya diri, kebersamaan dan memiliki keberanian untuk siap hidup di masa depan
7.      Metode pembelajarannya menggnakan metode madrasah, sorogan, dan halaqoh

B.     Komponen pembagian Kurikulum Pesantren
Komponen pengembangan kurikulum pesantren pada umumnya terbagi menjadi 7 bagian, yaitu;
1.      Tujuan
Dari yang berorientasi pada ukhrowi dan memahami serta mengamalkan ilmu secara tekstual, berkembang menjadi berorientasi duniawi dan ukhrowi serta memahami dan mengamalkan ilmunya sesuai tempat dan zaman.
2.      Bahasa pengantar
Dari yang menggunakan bahasa Arab dan bahasa daerah ditambah bahasa asing meliputi Inggris, Jepang, dan Arab.
3.      Materi kurikulum
Materi kurikulum di dalam pendidikan pesantren salaf pada umumnya, dalam penyusunannya meliputi pembahasan kitab-kitab klasik (kitab tauhid, balaghah, tafsir, hadits, mantiq, ushul fiqh, nahwu dan lain sebagainya).
Adapun penyusunan kurikulum bahasa Arab pada pesantren salafada acuan husus. Setiap pesantren memiliki karakteristik tersendiri. Hanya saja di setiap pesantren salaf memiliki beberapa kesamaan dalam penysunan materi pembahasan dalam madrasah-madrasah mereka.
      Pada umumnya materi bahasa Arab dalam pesantren salaf terbagi menjadi tiga tingkatan, mulai dari ibtida’iyah, tsanawiyah, aliyah dan al-‘ali.
       Ibtida’iyah biasanya menggunakan kitab jurumiyah dan nahwu wadhih sebagai refrensi ilmu nahwu,  amtsilati tasrifiyah sebagai refrensi ilmu sharaf, kitab qowaidu al-imla, sebagai refrensi ilmu tulis bahasa Arab.
      Tsanawiyah biasanya menggunakan kitab imriti dan mutamimah atau mkhtashar jiddan sebagai refrensi ilmu nahwu, kitab nazham maksud Al kailani dan kitab qowaidu ash-sharfi sebagai refrensi kitab sharaf, kitab qowaidu al-I’lal sebagai refrensi ilmu I’lal, dan kitab qowaidu al-imla’ II sebagai refrensi ilmu tulis bahasa Arab.
      Aliyah biasanya menggunakan kitab al-fiyah ibnu aqil sebagai refrensi ilmu nahwu dan pendalaman ilmu-ilmu yang telah dipelajari pada tingkatan sebelumnya, dan penambahan materi-materi seperti balaghah menggunakan kitab jawahirul maknun dll.
      Al-‘ali biasanya menggunakan kitab jami’ud Durus al Arobiyah sebagai rfrensi ilmu bahasa Arab, kitab juman dan balaghah wadhiah sebagai refrensi ilmu balaghah, sulam al-munawarraq sebagai refrensi ilmu mantiq.
4.      Metode
      Metode pembelajarannya menggunakan system madrasah, sorogan, halaqoh, dan klasikal.
5.      Evaluasi
        Mulai dari evaluasi bentuk hafalan berkembang menjadi bentuk praktek secara langsung yang diujikan pada setiap pertengahan dan ahir semester. Metodenya bisa dengan pembuatan soal oleh guru untuk dikerjakan setiap santri, praktek membaca kitab dengan system sorogan dan setoran kembali hafalan santri.


6.      Aktifitas belajar
        Dari kegiatan santri hanya mendengarkan, menyimak dan menulis apa yang diajarkan kyai, para santri juga dituntut untuk mempraktekannya.
7.      Sumber belajar
Kitab-kitab klasik dan teknologi

C.     Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Klasik dan Modern
No
Hal
Klasik
Modern
1
Status
-          Uzlah
-          Milik Pribadi
-          Sub system pendidikan Nasional
-          Memilki institusi
2
Jenis Pendidikan
-          Pesantren Non formal
-          Pesantren (PNF
-          Madrasah
-          Sekolah umum
-          Perguruan tinggi
3
Sifat
-          Bebas Waktu, tempat, dan biaya
-          Masih berlaku bagi PNF dan tidak berlaku untuk PF
4
Tujuan
-          Agama (Ukhrawi)
-          Memahami dan mengamalkan secara tekstual
-          Agama (Duniawi)
-          Memahami dan mengamalkannya sesuai dengan tempat dan zaman
5
Bahasa Pengantar
-          Daerah
-          Arab
-          Indonesia
-          Arab
-          Inggris
-          Jepang
6
Kepemimpinan
-          Karismatik
-          Rasional
7
Corak Hidup
-          Fikih
-          Orientalis
-          Sakral
-          Manusia sebagai objek
-          Fikih sufistik dan ilmu
-          Ukhrawi dan duniawi
-          Sacral dan profane
-          Manusia objek dan subjek (vtalistik)
8
Perpustakaan, Dokumentasi dan alat Pendidikan
-          Tidak ada
-          Manual
-          Ada
-          Manual, elektronika
-          Computer
9
Air
-          Menyesuaikan
-          Menyesuaikan
10
Asrama
-          Hidup bersama, menerima, memiliki ilmu dan mengamalkan
-          Hidup bersama
-          Dialog
-          Menjadikan ilmu sebagai sarana pengembangan diri
11
Pengurus
-          Mengabdi pada kyai
-          Bertanggung jawab pada unit kerjanya
-          Memberi masukan pertimbangan kyai


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pesantren adalah lembaga pendidikan agama Islam yang secara historis mengandung keaslian Indonesia, karena sudah ada sejak zaman wali songo dahulu. Kurikulum setiap pesantren tidak ada acuan husus penyelarasan, walaupun terkadang memiliki kesamaan antara pesantren satu dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar