Selasa, 20 Desember 2016

MAKALAH PUISI DAN PROSA ARAB JAHILIYAH

                                                   

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sastra merupakan hal yang sangat digemari oleh orang Arab Jahiliyyah, dan sastra merupakan budaya masyarakat badui. Walaupun pada masa jahiliyyah banyak sastrawan Arab, tetapi islam pada zaman ini memberikan pengaruh yang mendalam terhadap perkembangan sastra. Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang dalam ilmu sastra tidak ada yang menandinginya, dan ini sudah diakui oleh sastrawan Arab pada masa itu. Kehidupan masyarakat Jahiliyyah dengan karya-karya sastra yang sangat besar. Dan ini merupakan prestasi bangsa Arab Jahiliyyah dalam dunia sastra.
Telah kita ketahui berdasarkan makalah sebelumnya bahwa sastra Arab Jahiliyyah dibagi menjadi dua yaitu Syi’ir (puisi) dan Natsr (prosa). Dalam makalah ini kami akan memaparkan secara terperinci kedua jenis sastra Arab tersebut. Pada masa Jahiliyyah jenis sastra yang paling terkenal adalah Sya’ir, karena Sya’ir memiliki kedudukan yang penting dan memberi pengaruh yang kuat terhadap suatu kabilah pada masa itu.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Sya’ir?
2.      Apa pengertian Natsr?
3.      Siapa saja tokoh-tokoh Sastra Arab Jahiliyyah?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian Sya’ir
2.      Mengetahui pengertian Natsr
3.      Mengetahui tokoh-tokoh Sastra Arab Jahilliyah















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sya’ir
Syair, seringkali kita mendengar istilah tersebut dalam buku-buku sejarah kebudayaan bangsa arab terutama pra islam. Istilah tersebut secara etimologis diambil dari asal kata شعورا شعرا يشعر شعر  yang berarti mengetahui, merasakan, sadar, mengomposisi atau mengubah sebuah syair. Sedangkan menurut Jurji Zaidah, syair berarti nyanyian (Al-Ghina), lantunan (Insyadz), atau melagukan (Tartil). Asal kata ini telah hilang dari bahasa arab, namun masih ada dalam bahasa lain seperti syuur dalam bahasa ibrani yang berarti suara, nyanyian, melantunkan lagu. Diantara sumber kata syair adalahشير  (syir) yang berarti kasidah atau nyanyian-nyanyian yang terdapat dalam kitab taurat juga menggunakan nama ini.[1]
Bagi orang arab, kata sy’ir mempunyai arti tersendiri sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan kebiasaan mereka. Dalam pandangan mereka, sy’ir berarti pengetahuan, kemampuan dan kebiasaan mereka. Karena sy’ir mempunyai arti kepandaian dan pengetahuan, maka pelakunya dikenal dengan al-Fathin (cerdik pandai). Pendapat ini ada kemiripan dengan pengertian poet dalam bahasa yunani, yang artinya membuat atau mencipta. Poet berarti pencipta melalui imajinasinya, atau orang yang berpengliatan tajam, orang suci, sekaligus filosofis, negarawan, guru, dan menebak kebenaran yang metafisik.
Secara terminologi, dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa syair adalah ucapan yang atau susunan kata yang fasih yang terikat dengan rima (pengulangan bunyi) dan matra (unsur irama yang berpola tetap) dan biasanya mengungkapkan imajinasi yang indah dan berkesan memikat. Dalam bahasa melayu/Indonesia, satu koplet syair biasanya terdiri dari empat baris yang berahiran sama yaitu a,a,a,a. Sementara Ibnu Rasyiq lebih mempertegas adanya unsur kesengajaan, sebagaimana ia berkata : “Sesungguhnya syi’r terdiri dari empat hal, yaitu lafadz, wazan, makna dan qafiah. Ini batasan syi’r, karena ada sebuah ungkapan yang berirama dan berqafiah tetapi tidak dapat dikatakan syi’r, karena tidak dibuat-buat dan tidak dimaksud syi’r seperti Al-Qur’an dan Hadits nabi”.[2] Jadi Puisi adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata (diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yang abadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi yang popular dikenang sepanjang masa.

Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :[3]
1. Al-Madh puisi pujian. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk memuji seseorang dengan segala sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan, keberanian maupun tingginya kepribadian akhlak seseorang yang dipujinya.
2. Al-Hija’ puisi cercaan puisi ini digunakan untuk mengejek atau mencaci seorang musuh dengam menyebutkan keburukan musuh, baik itu untuk mengejek individu musuhnya maupun kabilahnya.
3. Al-Fakhr puisi membangga. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk berbangga-bangga dengan segala jenis kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu kaum. Pada umumnya puisi ini digunakan untuk kemenangan dan kemenangan seseorang atau kabilah dalam peperangan.
4. Al-Hamaasah puisi semangat yakni puisi ini digunakan untuk membangkitkan semangat dan membakar emosi pasukannya ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu motivasi dalam hidup untuk berjuang.
5. Al-Ghozal/ tasybih adalah jenis puisi yang didalamnya ber isi tentang ungkapan cinta bagi sang kekasih biasanya menyebutkan tentang wanita dan kecantikannya bahkan tempat tinggalnya ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan mereka.
6. Al-I’tidzar puisi permohonan maaf. Puisi seperti ini biasanya digunakan untuk mengajukan udzur dan alasan dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah ia perbuat.
7. Ar-Ritsa’ puisi belasungkawa, puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang yang sudah meninggal dunia.
8. Al-Washf merupakan sebuah jenis puisi yang bisanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian dengan penggambaran alam. Biasanya puisi seperti ini memberikan suatu gambaran ataupun penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik seperti menggambarkan jalannya perang, keindahan alam dll.

            Dari segi makna, ciri-ciri puisi jahilyah adalah sebagai berikut:
a.       Jujur, penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya berdasarkan fakta dan tidak berlebihan dalam mengungkapkannya.
b.      Ringkas, susunannya sama sekali bebas dari pengulangan, penjelas atau desakan.
c.       Kesederhanaan, kehidupan badui merupakan faktor yang menciptakan pribadi manusia yang sederhana demikian juga alam jahiliyyah semua itu mempengaruhi karya puisi jahiliyah
d.      Romantis, puisi jahiliyah sangat romantis dalam mengungkapkan jiwa dan perasaan penyairnya.
Pada umumnya keistimewaan puisi Arab jahili itu corak pemikirannya sangat terbatas sekali, sesuai dengan corak kehidupan mereka yang sederhana. Hanya saja kebanyakan mereka bersandarkan pada daya khayal yang ada ditambah dengan pengalaman dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena itu, jika hendak menilai keadaan ssuatu syair maka kita tidak dapat terlepass dari keadaan penyair itu sendiri.

B.     Pengertian Natsr
An-natsr atau yang lebih kita kenal dengan nama prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi bagian dari kesenian.
Beberapa sumber literatur memberikan definisi prosa sebagai berikut :
1.      Jenis karya sastra yang dibedakan puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika.
2.      Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak      terikat oleh rima dan irama.
3.      Perkataan yang tidak diatur oleh wazan-wazan dan qofiyah.
Kajian sastra prosa berdasarkan karakteristiknya secara garis besar terbagi menjadi dua  macam, diantaranya :
1.      Natsr Al-‘Adiy (النثرالعادي )  adalah sesuatu yang diucapkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Natsr Al-Fanniy/Natsr Al-Adabi adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk memberi efek / pengaruh bagi jiwa pendengarnya.[4]
            Sedangkan dalam buku Wildana Wargadinata dan Laily Fitriani, menjelaskan pembagian prosa jahiliyah sebagai berikut :[5]
1)      Khutbah (pidato), adalah ungkapan atau wacana yang ditujukan untuk orang banyak dan khlayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting yang dipergunakan untuk mempengaruhi, memotivasi, mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi terhadap pendapat yang lain dan mempetahankan mazhabnya.
2)     Wasiat adalah nasihat seseorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seseorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.
3)      Amtsal, adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas yang lahir dari suatu kejadian kemudian menjadi terkenal dan menjadi pembicaraan orang banyak, hingga menjadi perumpamaan atau kata-kata tiruan yang bertujuan untuk perbandingan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Amtsal ada yang berbentuk natsr (prosa) dan juga berbentuk nadham.
4)      Hikmah, adalah ungkapan ringkas dan indah yang mengandung kebenaran yang dapat diterima dan berisi petunjuk moral. Hikmah biasanya lahir dari orang-orang yang punya banyak pengalaman, ilmu tinggi dan pengetahuan yang luas.
5)      Qasas (kisah-kisah Jahiliyah), adalah menceritakan hal-hal ajaib tentang nenek moyangnya, kejadian yang luar biasa atau yang aneh, menceritakan ayyam al-Arab, dan cerita tentang peperangan turut mendominasi kumpulan kisah jahiliyyah
6)      Saj'u al-Kuhhan (mantra-mantra dukun), pada masa jahiliyyah terdapat sekelompok orang yang mengaku mengetahui hal gaib, apa yang terjadi besok, atas pemberitahuan khaddamnya yang berupa jin. Mereka menjadi tempat kembali ketika kaumnya mempunyai problem.
Mantra-mantra yang mereka ucapkan inilah yang diebut saj’ul kuhhan. Yang biasanya kalimatnya pendek, kata-katanya asing, ungkapannya berpola, dan diucapkan secara tidak jelas. Diantara dukun-dukun pada akhir masa jahili adalah Sawad ibn Qarib al-Dawsy, Al-Ma’mur al-Hari’iy dukun kabilah al-Harist ibn Ka’b, Khunnafar al-Himyari diriwayatkan bahwa dia masuk Islam setelah bermusyawarah dengan rewangnya syetan syisshar. Dan dukun terhebat dalam menciptakan sajak adalah salimah ibn Abi Hayat yang dikenal dengan Uzza Salimah, dialah yang mengucapkan mantra berikut ini:
"والارض والسماء, والعقاب والصقعاء, واقعة يبقعاء, لقد نفر المجد بنى العشراء للمجد والسناء"
“Demi bumi, demi langit, demi planet matahari yang menyinari buq’a. telah menang bani Asyro dengan mendapatkan keagungan dan keluhuran”.
Selain dukun-dukun laki-laki yang telah disebutkan diatas, banyak juga dukun-dukun perempuan seperti: Sya’tsa, Tsa’diyah, Zarqa’binti Zuhair, Ghaithalah al-Qurasyiyah dan Zabra’.

C.     Tokoh-tokoh Sastra Arab Jahiliyyah
1.      Tokoh Sya’ir jahiliyyah[6]
a.       Amru al-Qais
وليل كموج البحر أرخي سدوله # على بأنوع الهموم ليبتل
فطت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناءبكلكل
الاايهاالليل الطويل الا اعجلى # بصبح وما الأ صباح منك بأمتل
فيالك من ليل كان نجومه # بكل مغار الغل شدث بيدبل
Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat”.
b.      Adz-Dzibyani
فأنك شمس والملوك كواكب # اذا طلعت يبد منهن كوكب
Artinya: “Sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para Raja yang lain adalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada satu bintangpun yang berani menampakkan diri”.
c.       Zuhair bin Abi Sulma
2.      Tokoh-tokoh prosa/nasr Jahiliyah[7]
a.       Khutbah : Qaisy Ibn Kharijah Ibn Sinnan, Dahisy dan Ghubaraa’, Khuwaily Ibn Amr al-Ghatfani, Qus Ibn Sa’idah ibn Al-Iyad.
b.      Wasiat : Hasyim Ibn Abd Manaf, Umamah binti al-Harist dan Dzul Isba’ Al-Adwani.
c.       Amtsal : Hudzail ibn Hubairah al-Taghliby, Tharfah Ibn ‘Abd, Dhabbah ibn ‘Ad ibn Thabikhah dan Amr ibn Tsa’labah ibn Kalb.
d.      Hikmah : Afwah al-Awdy.
مصارع الرجال تحت بروق الطمع
“kehancuran seorang laki-laki terletak di bawah kilaunya ketamakan”
"رضا الناس غاية لا تدرك"
“ridho sesseorang itu sulit diketahui (dalamnya hati, siapa yang tahu?)  

e.       Qasas : Muhammad ibn al-Qasim al-Ma’ruf, Abu Bakar Ahmad ibn Marwan Addainuri, dan Abi Bakr Muhammad ibn Yahya Asshouli
f.       saj’u al-Kuhhan  : Sawad ibn Qarib al-Dawsy, al-Ma’mur al-Hari’iy dan  Salimah Ibn Abi Hayyat.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada masa Jahiliyyah, masyarakat Jahiliyyah telah memiliki jenis karya sastra yaitu, Syair dan Natsr. Syair adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata (diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yang abadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi yang popular dikenang sepanjang masa. Sedangkan prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi bagian dari kesenian. Karakteristik sastra Jahiliyyah dapat dilihat dari segi makna yaitu jujur, ringkas, sederhana, dan romantis.



























DAFTAR PUSTAKA

  Akhmad Muzakki, 2006, Kesusastraan Arab; Pengantar Teori dan Terapan, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media;
http://sastra-arab-pada-masa-sadr-islam-imma.blogspot.co.id/2012/06/memahami-prosa-natsr-jahiliyah.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2016;
http://ukonpurkonudin.blogspot.co.id/2010/12/puisi-syair-jahiliah-sebagai.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2016;
http://sastra-arab-pada-masa-sadr-islam-imma.blogspot.co.id/2012/06/memahami-prosa-natsr-jahiliyah.html diakses pada  tanggal 28 Oktober 2016;
http://www.academia.edu/8784642/PARA_PENYAIR_Arab diakses pada tanggal 28 Oktober 2016;
Wargadinata Wildana dan Fitriani Laily, 2008, Sastra Arab dan Lintas Budaya, Malang, UIN Malang Press.


[1] Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab; Pengantar Teori dan Terapan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2006), hlm. 41
[2] Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily, Sastra Arab dan Lintas Budaya, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 25
[5] Wildana Wargadinata, Op. Cit
[6] http://www.academia.edu/8784642/PARA_PENYAIR_Arab diakses pada tanggal 28 Oktober 2016

1 komentar:

  1. Sands Casino, Resort & Spa
    Welcome to the Sands Casino, Resort & Spa, the ultimate destination for gaming and entertainment. septcasino From penny 1xbet slots and progressive jackpots to 제왕 카지노 table games, ‎Dining · ‎Contact Us · ‎FAQ · ‎Features

    BalasHapus